Translate

07 November, 2009

Bangunan Lentur Minimalisir Kerusakan Akibat Gempa

Senin, 12 Oktober 2009 | 16:26 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com - Pakar konstruksi dan tata bangunan Universitas Diponegoro Semarang Dr Sri Tudjono mengatakan, bangunan yang bersifat lentur dapat meminimalkan kerusakan yang diakibatkan gempa bumi.

Gedung-gedung tinggi di Jakarta. Apakah semua tahan gempa?
"Material bangunan yang bersifat lentur dapat menyerap energi, baik energi tarikan maupun tekanan, dan beberapa material bangunan yang memiliki sifat lentur adalah besi dan kayu," kata Sri Tudjono di Semarang, Senin (12/10).

Ia mengatakan, besi digunakan sebagai kolom yang berfungsi sebagai bingkai untuk mengikat konstruksi bangunan dan dapat menyerap energi yang muncul, termasuk getaran gempa bumi. Namun, kata dia, banyak bangunan yang tidak menggunakan besi.

"Biasanya, bangunan hanya mengandalkan dinding dari batu bata dan semen yang tidak dilengkapi dengan kolom besi, padahal dinding bata tidak bersifat lentur, tetapi justru bersifat getas dan mudah pecah," katanya.

Karena itu, kata dia, ketika menghadapi energi yang muncul akibat gempa, bangunan yang tidak dilengkapi dengan kolom besi langsung hancur, sementara bangunan yang dilengkapi dengan besi kolom hanya rusak-rusak.

"Namun, kekuatan bangunan yang dilengkapi dengan kolom besi juga tidak menjamin dapat meminimalisasi dampak getaran gempa apabila pemasangan dan konstruksinya tidak sesuai dengan prinsip ’detailing’," katanya.

Prinsip "detailing" di antaranya adalah proses pemasangan sambungan antarbesi kolom, karena para pekerja bangunan biasanya kurang memerhatikan bahwa pemasangan antarbesi harus dikait silang, karena pertimbangan kepraktisan.

"Pekerja bangunan sering memasang sambungan antarbesi kolom secara seadanya, padahal kekuatan dan kelenturan yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh kekuatan sambungan," katanya.

Selain itu, kata Sri, sebuah bangunan dalam jarak tertentu harus diperkuat dengan bingkai berupa besi kolom, idealnya setiap jarak 12 meter persegi, untuk mengikat dan memperkuat antardinding agar tidak mudah runtuh.

"Material yang digunakan berupa campuran semen, pasir, dan kricak (kerikil) juga harus ditakar dengan perbandingan 1:2:3, dan air yang digunakan sebaiknya memiliki takaran 0,4-0,45 persen, jangan terlalu banyak," katanya.

Disinggung tentang pemenuhan konstruksi rumah tahan gempa di daerah Semarang, ia mengatakan, secara umum konstruksi bangunan rumah di Semarang sudah dilengkapi dengan kolom besi, terutama untuk bangunan rumah tangga.

Akan tetapi, ia mengatakan, dirinya masih meragukan pemenuhan prinsip "detailing" dalam konstruksinya, sebab pemasangan besi kolom agar bangunan bersifat lentur tidak terwujud apabila pemasangan tidak tepat.

Ia mengatakan, pemasangan atap menggunakan bahan yang ringan, misalnya asbes dan seng, juga dapat meminimalkan gempa, jika dibanding penggunaan genting, terutama untuk menghadapi gempa yang bersifat vertikal.

"Secara prinsip, konstruksi rumah tahan gempa jika terkena getaran atau energi yang muncul memang dapat mengalami kerusakan, namun tidak langsung hancur lebur yang membahayakan penghuninya," kata Sri.

07 Oktober, 2009

PEMBERITAHUAN



Profil Jurusan Teknik Sipil


CIVIL CONSTRUCTION ENGINEERING

Dili Institute of Technology

Pengantar
Jurusan Teknik Sipil, merupakan salah satu jurusan yang berdiri bersamaan dengan berdirinya Dili Institute of Technology (DIT) pada 10 Mei 2002. Dasar pokok untuk membuka jurusan ini dibuka karena Negara Timor Leste, sebagai negara baru sangat membutuhkan sumber daya manusia dibidang Teknik Sipil dan Konstruksi agar dapat menjawab kebutuhan tenaga teknik dalam proses pembangunan infrastruktur bagi kebutuhan masyarakat di Negara Timor Leste.
Sampai sekarang Jurusan Teknik Sipil memiliki 100 lebih mahasiswa, 3 staf pengajar full time ( satu orang staff S2, dua S1 dan 8 staff pengajar part time). Sumber daya yang ada ini dan akan merekrut lagi di kemudian hari agar memungkinkan Jurusan Teknik Sipil untuk menjalankan peran penting dalam persaingan global. Dengan mencetak lulusan yang berkualitas tinggi, Jurusan Teknik Sipil berharap dapat memberikan kontribusi positif untuk masa depan Timor Leste yang lebih baik.
Jurusan Teknik Sipil Memberikan Ilmu Pengetahuan, Ketrampilan atau keahlian teknik dibidang Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan terhadap proyek-proyek Konstruksi. Prinsip program studi ini adalah menghasilkan seorang insinyiur yang tidak hanya memiliki keahlian teknik tapi juga memilik pemahaman tentang ekonomi, sosial dan keadaan lingkungan dimana mereka berada.

Tujuan Program Studi
Program studi Teknik Sipil Dili Institute of Technology (DIT) dirancang untuk memberikan keahlian teknik dibidang perencanaan, konstruksi dan manajemen bangunan, jalan raya, penyediaan air dan lainnya. Prinsip program studi ini adalah menghasilkan seorang insinyiur yang tidak hanya memiliki keahlian teknik tapi juga memilik pemahaman tentang ekonomi, sosial dan keadaan lingkungan dimana mereka berada. Sehingga diharapkan lulusan program studi Teknik Sipil dapat lebih kreatif, inovatif dan mandiri.
Insinyiur Teknik Sipil umumnya memiliki beberapa solusi untuk menjawab tantangan yang dihadapi dilapangan (proyek di bidang konstruksi) seperti: perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan bagi sebuah proyek melalui system analisa biaya yang tepat, dengan demikian diharapkan nantiya dapat memberikan sumbangsih bagi proyek berdasarkan keadaan teknis dan biaya, yang kemudian diputuskan oleh pemilik proyek.

Kesempatan Kerja
Insinyiur Sipil dapat bekerja pada: sektor pemerintah (Obras Publica), komisi perencanaan atau departemen lain yang memerlukan ahli konstruksi dan bangunan), perbaikan (membuat studi kelayakan dan merekomendasikan kelayakan sebuah proyek fisik, menganalisa nilai bangunan pemohon kredit sebelum bank memberikan keputusan kredit kepada pemohon kredit), pabrik (perencanaan, perancangan dan pengawas bangunan pabrik, sistem air bersih dan air limbah), pendidikan (dosen dan guru STM atau SLTA jurusan IPA), peneliti ( badan peneliti, agensi internasional dan perusahaan negara atau swasta di departemen penelitian dan pengembangan / R&D), jasa konsultan (memberikan konsultasi teknis dibidang perencanaan, desain teknik bangunan, jembatan, irigasi, pelabuhan dll).

Jalur Masuk DIT
Tamatan SLTA jurusan (IPA), STM, dan mahasiswa transwer dari universitas lain dengan jurusan yang relevan, serta lulus test masuk Dili Institute Of Technology (DIT).

Lama kuliah
4 tahun (8 semester) untuk mahasiswa reguler

Cara Pendaftaran:
Datang langsung ke kampus Dili Institute Of Technology untuk mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran di Bank Mandiri.
Syarat – Syarat Pendaftaran
· Ijasah SLTA asli & foto copy yang telah dilegalisir sebanyak 1 lembar atau surat keterangan lulus darii kepala sekolah bagi yang belum menerima ijasah.
· Foto berwarna ukuran 3 x 4: 2 lembar
· Surat Permandian/kartu register/akte kelahiran Asli + Foto Copy 1 lembar.
· Dokumen – dokumen tersebut dimasukkan kedalam MAP warna biru untuk fakultas teknik.

Biaya Pendaftaran :
US$ 15.00 untuk satu pilihan
US$ 20.00 untuk dua pilihan

Perincian Biaya Kuliah



Jenis Biaya
Jumlah
Keterangan




Kelembagaan
$120.00
Hanya bayar sekali selama kuliah di DIT dan dapat dicicil 2 s/d 3 kali


SPP
$120.00
Bayar per semester dan bisa dicicil


TAS
$10.00
Bayar per semester


KTM
$5.00
Biaya per tahun


Senat Mhs
$5.00
Bayar per semester


Jaket
$18.00
Hanya bayar sekali selama kuliah di DIT


Orientasi
$10.00
Hanya bayar sekali selama kuliah di DIT


Total
$ 288.00






Total biaya setiap semester untuk semester kedua dan seterusnya (tidak termasuk biaya KTM) sebesar : US $ 135.00

Fasilitas
Fasilitas berbentuk bangunan efektif Dili Institute of Technology (DIT), luas keseluruhannya adalah 3,7 Ha, terdiri dari gedung-gedung administrasi, ruang-ruang kuliah, ruang-ruang laboratorium, perpustakaan, serta ruang seminar/sidang.
Perpustakaan Dili Institute of Technology (DIT), memiliki koleksi buku berbahasa Indonesia, Inggris dan Portuges. Perpustakaan Dili Institute of Technology (DIT) sudah menerapkan sistem pelayanan otomasi, yaitu memanfaatkan teknologi komputer berbasis Local Area Network (LAN).
Laboratorium Mekanika Tanah. Laboratorium ini dapat dimanfaatkan untuk penelitian mempelajari struktur dan sifat berbagai macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya.
Laboratorium Survey & Mapping.
Laboratorium Struktur Beton.

Hubungan Kerjasama

Dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa pihak Jurusan Teknik Sipil DIT telah melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta (Perusahaan – Perusahaan yang bergerak dibidang Konstruksi) di Negara Timor Leste.
Jurusan Teknik Sipil telah bekerja sama dengan ; Laboratorium Nasional Obras Publica RDTL, Perusahaan JJ Mc Donald/East Timor Construction Pty. Ltd., KWK Konsultan Pty. Ltd. dll.
Kerja sama internasional antara DIT dengan Universitas-Universitas yang ada diluar negri yang bisa ditindaklanjuti jurusan Teknik Sipil adalah :
  1. UNIKA – KUPANG - INDONESIA
  2. UDAYANA – BALI - INDONESIA
  3. UPN – SURABAYA - INDONESIA
  4. UPN – JOGYAKARTA - INDONESIA
  5. POLITEKNIK BRAWIJAYA – MALANG - INDONESIA
  6. UTHM (Univ. Tun Hussein Onn – MALAYSIA)
  7. Victoria University, Melbourne Australia
  8. Canberra Institute of Technology (CIT), Australia
  9. Box Hill Institute of Tafe, Australia



PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

PENGERTIAN
Lapis tambahan yang dibuat dari bahan khusus terpilih yang diletakkan di atas tanah untuk mendukung beban roda yang berulang tanpa adanya deformasi yang berarti (tanah saja biasanya tidak cukup kuat)

PENGELOMPOKAN
1. Perkerasan Lentur
umum terdiri dari lapis-lapis :
USA :
-. surface coarse:
-. wearing coarse
-. binder coarse
-. base coarse
-. sub base coarse
-. subgrade

UK :
-. surface coarse:
-. wearing coarse
-. binder coarse
-. road coarse
-. sub base coarse
-. subgrade

2. Perkerasan Kaku
terdiri : -. concrette slab
-. sub base course
-. subgrade
3. Perkerasan Conblok
terdiri : -. block beton
-. laying coarse (sand)
-. base coarse
-. sub base coarse
-. subgrade
TINGKAT KEANDALAN
Tergantung komponen penyusun strukturnya
Statistik : -. nilai rata-rata = x
-. standar deviasi = s
-. coefficient of variation = c
c = (s/x) . 100 %
Kontribusi terhadap keandalan struktur : -. seragam
-. tidak sama

FUNGSI LAPIS PERKERASAN
1. Lapis Permukaan
Struktural :
-. mendukung beban dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima perkerasan baik gaya vertikal, maupun horizontal/geser
-. persyaratan : - kuat (mampu memikul beban
- kaku (lendutan kecil)
- stabil
Non-struktural :
-. Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke lapis perkerasan di bawahnya
-. menyediakan permukaan yang rata --- nyaman
pengukur : roughometer, profilometer
-. membentuk permukaan tidak licin, shg ada gaya gesek yang cukup (skid resistance)
pengukur : pendulum tester
-. sebagai lapis aus

2. Lapis Pondasi
-. sebagai lapis pendukung bagi lapis permukaan
-. pemikul beban horizontal dan vertikal
-. lapis peresapan bagi lapis pondasi bawah

3. Lapis Pondasi Bawah
-. penyebar beban roda
-. sebagai lapis peresapan
-. lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi

4. Tanah dasar
dapat berupa : -. tanah semula
-. tanah timbunan atau galian
dipadatkan; permukaan dasar perletakan perkerasan
KERUSAKAN PERKERASAN

Akibat beban lalulintas  perkerasan semakin menurun penampilan dan kualitasnya  secara bertahap mengalami peningkatan kerusakan/cacat

1. Bentuk dasar
-. fracture : cracking, spalling
-. distortion : permanen deformation, faulting
-. disintegration : stripping, ravelling

2. Jenis kerusakan yang sering
-. Retak (retak halus, retak kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan jalan, retak sambungan pelebaran, retak refleksi, retak susut, retak selip)
-. Perubahan bentuk (alur, keriting, amblas, sungkur/ shoving, jembul/upheaval)
-. Cacat permukaan (lubang, pelepasan butir, pengelupas-an lapis permukaan)
-. Pengausan
-. Kegemukan --- PRD kecil
-. Penurunan pada bekas penanaman utilitas
3. Kerusakan pada unpaved road
-. keriting / corrugation
-. alur / rutting
-. lobang / pothole
-. cacat kemiringan melintang/defective camber/ crossfall
-. pelepasan butir pada lapis permukaan

4. Kerusakan pada pave road
1. Cacat permukaan / surface failure
-. cracking (tanpa rutting)
-. stripping / fretting
-. fatting-up of bitumen
2. Kerusakan struktural / Structural failure
-. rutting
-. cracking and rutting
-. pothole
5. Penyebab Kerusakan
1. Beban akibat kendaraan yang lewat
2. Faktor regional
3. Tanah dan tanah dasar :
-. ukuran daya dukung dan faktor yg mempengaruhi
-. keseragaman daya dukung
-. stabilitas tanah dasar
4. Bahan jalan/perkerasan :
sifat bahan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

EVALUASI PERKERASAN

1. Amerika Serikat
Unsur yang ditinjau :
-. deformasi
-. cracking
-. deformation & cracking
Tolok ukur untuk menyatakan tingkatan deformasi dan retak-retak, misal :
-. PSI : present serviceability index
-. PSR : present serviceability rating (rideability)
Ukuran yang digunakan AASHTO :
1. Perkerasan Lentur
PSI = 5,03 - 1,92 Log (1 + SV.106) - 1,38 (RD)2 - 0,01 *(C+P)
dengan :
SV : slope variance (longitudinal direction)
RD : rut depth diukur dengan straight edge 1,22 m
C : cracking ( % )
P : patching ( % )

2. Perkerasan kaku
PSI = 5,41 - 1,8 Log (1 + SV.106) - 0,09 *(C+P)
dengan :
C : tranverse dan longitudinal cracking per 93 m2

2. Inggris
Unsur yang ditinjau :
-. perkerasan lentur : deformation dan cracking, pada bagian perkerasan yang dilewati roda kendaraan
-. perkerasan kaku : transverse cracking
Kriteria yang digunakan :
-. deformasi mencapai 2,5 cm dan/atau cracking * 50% luas wheel path
-. rut depth 1,6 cm yg diukur dengan stright edge 1,9 m


3. Belgia
Unsur yang ditinjau :
1) rut depth, membandingkan rut depth/ rut width = 0,01
2) major cracking ( * 27,5 % )
3) longitudinal slope variance


FAKTOR PERENCANAAN PERKERASAN

Dalam perencanaan perkerasan, perlu dipertimbangkan :

1. Kinerja/performance perkerasan
berkaitan dengan lalu lintas selama perkerasan berfungsi
2) Umur dari Kinerja
berkaitan dengan umur rencana (waktu dalam tahun yang dihitung sejak mulai dibukanya jalan/perkerasan tsb sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap sebagi lapis permukaan baru)
3) Kondisi awal dan akhir perkerasan
berkaitan dengan kondisi perkerasan (cacat/kerusakan) pada awal UR dan tingkat kerusakan akhir UR yang masih dapat diterima

METODE PENENTUAN TEBAL PERKERASAN

1. American Association of State Highway Officials (AASHO)
2. Bina Marga ----- ANALISA KOMPONEN / 87
3. National Association of Australian State Road Authorities (NAASRA)
4. The Asphalt Institute
5. Shell International Petroleum SPDM – SHELL Pavement Design Methods (BANDS & BISAR)
6. Road Note (29 dan 31), UK
7. Brown & Brunton – ANALITYCAL METHOD
8. CBR,
9. Elastic - Semi Elastic, --- multilayer system,
10. d.l.l

PERENCANAAN PERKERASAN
PERSYARATAN DASAR
1. menyediakan permukaan jalan yang selalu rata dan kuat
2. menjamin keamanan yang tinggi selama umur rencana
3. memerlukan biaya pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca.

Kemampuan memenuhi persyaratan tergantung :
1. kebutuhan dan tuntutan lalulintas
2. keadaan tanah dan iklim daerah
3. kemampuan pendanaan

BEBAN PERKERASAN
Terdiri :
1. Beban Lalulintas, baik yg sifatnya statis maupun dinamis
-. beban vertikal : beban roda
-. beban horizontal : gaya traksi, gaya rem
-. gaya isap

2. Faktor Regional
faktor setempat yang ikut membantu timbulnya kerusakan perkerasan
-. topografi -. curah hujan
-. muka air tanah -. jenis tanah (subgrade)
-. drainase -. kelas jalan
-. alinemen jalan -. prosentase kendaran berat
-. penetrasi pembekuan -. temperatur

Bidang Kontak
beban vertikal yang diterima perkerasan tergantung :
-. beban roda/beban gandar/berat total kendaraan
-. konfigurasi roda (single/tandem/dual tandem)
-. tekanan angin ban kendaraan
Dalam menganalisis beban dasar :
-. beban total kendaraan, dan
-. beban roda tunggal
Beban roda tandem/dua tandem dengan angka ekivalen beban roda tunggal
Beban roda tunggal dipengaruhi :
-. Tekanan angin dalam ban
-. kekakuan dinding ban


Pengaruh Tumbukan
---- dapat diabaikan, karena dianggap :
-. perkerasan telah diusahakan untuk tetap selalu rata
-. lama pembebanan relatif singkat
untuk v = 15 - 100 km/j, lama pembebanan 0,1-0,01 dt

TEGANGAN YANG TERJADI

1. Teori Boussinesq
anggapan : perkerasan dan tanah dasar adalah homogen, elastis dan isotropis

2. Teori Burmister / teori dua lapis
Anggapan :
-. perkerasan terdiri dua lapis : -. lapis perkerasan
-. tanah dasar
-. lapis atas dan lapis bawah bersifat homogen, elastis dan isotropis
--- besar kekakuan lapis atas terhadap kekakuan lapis bawah, perbandingannya memberikan pengaruh yang menentukan
Formula :

dengan :
D = lendutan
p = beban terbagi rata (Pa)
a = jari-jari lingkaran (cm)
F2 = koefisien lendutan, tergantung E1/E2
E2 = modulus elastisitas tanah (Pa)

3. Teori Westergaard
---- analisis teoritis ttg slab diletakkan di atas tanah yang dibebani roda kendaraan ---- tegangan terjadi dianalisis
Anggapan :
-. slab bersifat homogen, isotropik, dan elastik
-. subgrade bersifat elastik (pada arah vertikal)
-. akibat beban, reaksi subgrade arahnya vertikal dan besarnya proporsional thd defleksi elastik slab
-. beban terbagi rata, dengan bidang kontak berbentuk lingkaran

KLASIFIKASI
1. Perkerasan Jalan
Klasifikasi perkerasan mengikuti klasifikasi jalan
-. kekuatan perkerasan didasarkan beban gandar maks.

Kelas Beban gandar (tonf)
I 7,00
II 5,00
III 3,50
III.a 2,75
IV 2,00
V 1,50

-. kekuatan yang mendasarkan pada beban gandar standar (Standar axle load/SAL), ditetapkan :
SAL = 18.000 lbs = 8,16 tonf
---- SAL dengan bantuan angka ekivalen, jumlah kendaraan dianalisis --- tebal perkerasan

2. Perkerasan Landas Pacu
Klasifikasi perkerasan dimasukkan dalam klasifikasi panjang landasan (mencerminkan ukuran pesawat yang akan menggunakan).
Menurut ICAO :
Kelas Panjang Landasan (ft)
A * 7000

B 5000 - 7000
C 3000 - 5000
D 2500 - 3000
E 2000 - 2500

PERANCANGAN PERKERASAN

Dalam merencanakan tabal perkerasan, faktor-faktor yang dipertimbangkan :
-. kondisi subgrade, -. lalu lintas,
-. lajur rencana (design lane), -. kondisi lingkungan,
-. bahan jalan, dan -. pertimbangan ekonomi.

1. Kondisi Subgrade
penting : kepadatan
Umumnya subgrade berasal dari tanah expansive, sifat tanah diketahui dari Plasticity Index dan Shrinkage limit
degree of expansion PI swell (%)
non expansive 0 - 10 < 2 moderately expansive 10 -20 2 - 4 highly expansive > 20 > 4

Perubahan volume tanah terjadi tergantung :
1. Iklim --- tingkat perubahan kadar air (biasanya rendah)
2. Kondisi beban
3. Keadaan pada saat pemadatan subgrade --- menunjukkan hubungan antara kadar air dan berat volume kering

Agar subgrade berfungsi baik :
1. bahan subgrade yang baik, kembang-susut relatif kecil
2. pemadatan dilakukan pada kadar air yang tepat --- subgrade seragam daya dukungnya dan stabil
3. alinemen vertikal yang sesuai
4. saluran drainase yang berfungsi dengan baik

2. Lalu Lintas
Lalulintas sebagai beban dalam menentukan tebal perkerasan, perlu ditetapkan sebaik-baiknya.

Keadaan yang ada akan menunjukkan :
-. berbagai jenis kendaraan (misal: sedan, bus, truk, andong) akan memberikan variasi dalam beban
-. jumlah lintasan tiap beban gandar tidak sama, tiap lintasan menimbulkan kerusakan pada perkerasan; jumlah lintasan kumulatif menimbulkan kerusakan kumulatif

Analisis lalulintas: beban gandar standar dengan bantuan angka ekivalen.

Beban gandar standar (SAL) :
beban gandar tunggal sebesar 18000 lbs atau 8,16 tonf

Angka Ekivalen (E):
angka yang menyatakan jumlah lintasan sumbu tunggal 8,16 tonf yang menyebabkan derajat kerusakan yang sama bila beban sumbu tersebut lewat satu kali  dinyatakan dalam lintasan SAL

Data yang diperlukan untuk analisis:
-. beban gandar tiap jenis kendaraan
-. jumlah lintasan beban gandar atau lintasan kendaraan selama UR ---- dimasukkan faktor pertumbuhan lalulintas
-. angka ekivalen terhadap SAL

Data diperoleh dari :
-. survai lalulintas
-.. survai beban gandar
-.. survai volume lalulintas
-. survai sosial ekonomi --- pertumbuhan lalulintas:
1. pertumbuhan ll m.p = pertumbuhan pemilikan kendaraan penumpang * pertumbuhan produksi perkapita
2. pertumbuhan ll bus = pertumbuhan kendaraan (bus) * pertumbuhan populasi
3. pertumbuhan ll truk = pertumbuhan kendaraan (truk) * PDRB

3. Lajur Rencana (design lane)
salah satu lajur lalulintas dari suatu ruas jalan yang menampung volume lalulintas terbesar

Di daerah carriageway, diambil perkerasan selebar x = (a-b),
Ne = Pj.fj (a-b) . Ej
dengan :
Ne = jumlah ekivalen beban yang terjadi selama UR pada selajur x = (a-b)
Pj = jumlah lintasan gandar ke j selama UR
fj(a-b) = faktor distribusi melintang untuk handar ke j, nilai ini merupakan frekuensi pembebanan pada selajur perkerasan x = (a-b)
Ej = angka ekivalen (faktor kerusakan) yang ditimbulkan oleh gandar ke j

Di AS :
-. kerusakan terberat pada x = 2 - 2,5 ft dari tepi perkerasan
-. penyebaran lalulintas arah datar berdistribusi normal dengan standar deviasi < 1 ft ---- fjx = 1 -. didasarkan pada single axle load 18 kipf atau 32-33 kipf sual tandem axle Persamaan menjadi : Ne = Pj.Ej Lajur rencana adalah lajur yang mengalami kerusakan kumulatif yang terbesar, yaitu lajur kiri. 4. Kondisi Lingkungan Faktor kondisi lingkungan yang mempengaruhi : -. topografi -. curah hujan -. temperatur -. muka air tanah -. jenis tanah subgrade -. kondisi drainase -. alinemen jalan Dikelompokkan menjadi : -. efek lingkungan terhadap sifat teknis bahan susun perkerasan -. efek lingkungan terhadap ketahanan (durability) bahan perkerasan -. efek lingkungan terhadap kondisi perkerasan (serviceability of pavement) 5. Bahan Jalan Bahan jalan meliputi : 1. agregat : -. ukuran : pasir, kerikil, batu pecah -. jenis batuan : beku, seimen, metamor -. gradasi batuan : rapat, terbuka, timpang -. bentuk butiran : pipih, batang, kubis -. kualitas, dll. 2. bahan ikat : -. aspal dan berbagai jenisnya -. PC :portland cement -. tanah liat, dll. 6. Pertimbangan Ekonomi Pertimbangan ekonomi yang terkait : -. harga satuan perkerasan, rendah tapi masih dapat berfungsi sesuai rencana -. biaya pemeliharaan perkerasan relatif kecil Tujuan : -.. menurunkan tingkat kerusakan yang terjadi --- >> UR
-. menekan biaya operasi kendaraan
-. meningkatkan adanya keamanan kendaraan
Pekerjaan pemeliharaan :
1) pemeliharaan rutin, tanpa memperhatikan keadaan lalu lintas dan keadaan jalan
2) pemeliharaan periodik, dikerjakan periodik sepanjang tahun dengan memperhatikan lalulintas, topografi dan iklimnya
-. menekan biaya operasi kendaraan (BOK) sekecil mungkin

24 September, 2009

DILI INSTITUTE OF TECHNOLOGY

DILI INSTITUTE OF TECHNOLOGY
educated to serve



Dili Institute of Technology (DIT) is a community-based, non-profit education institution delivering higher education and vocational training targeting the training needs of youth, veterans of the resistance and children of veterans. It is committed to general education and training that will assist in skilling the nation in technical and business areas, building a workforce capable of meeting the demands of the private, public and community sectors in East Timor.

DIT was established in 2002 in the newly independent East Timor. It is registered in the Court of Dili, with the Ministry of Education and with the Ministry of Labor and Community Reinsertion. In 2008, DIT was accredited by the Government of Timor Leste as a higher education institution with the total score of 92.88%. As with many sectors, the country’s education system is confronting a huge rebuilding task. In addition to the destruction of infrastructure the system must address the lack of a legislative framework, and the need to develop appropriate, relevant curriculum, teaching and learning methodologies and consistent academic standards. With limited resources and the growing demand for vocational skills, the participation of the private and community sectors in education is needed to support the training requirements of the country.

Mission
The mission of the Dili Institute of Technology is to provide education, practical training, research and service at the highest international standards, to satisfy the community need for people with knowledge, expertise and skill in science, technology and professions, appropriate for the national development of East Timor and the broader socio-economic advancement of the region.

Vision
Dili Institute of Technology will become a centre of excellence in education. It will have high-quality teaching staff, with expertise to teach, research, and provide practical training to students in accord with the nation’s needs. Skill-based education covering selected areas of business and management, and engineering and science, will be provided at internationally recognized standards.
The community will recognize the Institute as a provider of vocational and higher education which is accredited at national and international levels. Graduates will have the ability, and the will, to apply theories learned and skills acquired to address challenges and resolve problems within the community. Employers will seek to recruit DIT graduates and will look to the Institute for continuing education and training opportunities for their staff.
By 2020 the Dili Institute of Technology will be recognized internationally as an excellent professional education and training institute and the leading innovative and creative resource for the community it serves.


Dili Institute of Technology will be guided by the following values:

- Diversity. Providing fair access and a scientific environment based on
inclusiveness and promoting diversity (non discriminatory).
- Partnership. Working together with staff, students, government,
partner institutions and the community.
- Creativity. Developing our reputation for creativity, innovation and
enterprise.

Motto
In keeping with its mission and vision, DIT has as its motto:

matenek nodi serbii

educated to serve

Organizational Goals
- To provide high-quality higher education and vocational training which
is recognized nationally and internationally.
- To develop outstanding leadership, organization and management personnel
and practices.
- To recruit, develop and retain high-quality staff who has a strong
commitment to DIT.
- To create a financial system which increases income and supports the
finances in a way that is effective, efficient, transparent, accountable,
and fiscally responsible.
- To provide adequate facilities for effective delivery of DIT courses and
related activities.
- To promote and support research which is effective, efficient and mindful of
the contribution new knowledge and understanding can make to the improvement
of the life of the community.
- To offer the skills, knowledge and experience of staff to the community for
its benefit.
- To cooperate with other organizations to maximize the development of
education and technology.

Academic Schools and Education Programs
DIT currently has 600 students enrolled. There are 34 fulltime staff and 26 part time lecturers. The degree programs started in 2002 and 2003 and a pilot Certificate II in Business was conducted in 2004/05. The Certificate programs listed below are planned for the academic year 2005/06.

School of Engineering and Science
Bachelor degree courses
- Civil and Construction Engineering
- Mechanical and Manufacturing Engineering
- Computer Science

Certificate level courses
- Automotive
- Building and Construction
- Information Technology
- Welding (plan)
- Metal fabrication (plan)

School of Petroleum Studies
Bachelor degree courses
- Petroleum Engineering
- Petroleum Management

School of Business and Management
Bachelor degree courses
- Agribusiness
- Financial Management
- Public Policy and Management

School of Tourism and Hospitality
Bachelor degree courses
- Hotel management
- Tour and Travel Management

Research Activities
As a tertiary institution, DIT wishes to grow stronger in the area of research and scientific investigation to assist in the national development, and to develop science itself. Research activities will help DIT in three ways: (i) develop DIT staff to carry out research, (ii) increase DIT income to cover operational costs, and (iii) increase the experience of students in surveys and research. Through the Centre for Applied Research and Policy Studies (CARPS), DIT has carried out research and professional consultancies for many agencies, including the World Bank, IRI, CIDA and UNICEF, in various areas.

Up to 2008, DIT has conducted research in the following areas:
- Labour market survey in Timor Leste, financed by the World Bank.
- Decentralisation of local government, financed by CIDA.
- Domestic energy demand in Timor Leste, conducted in cooperation with NORPLAN
from Norway, and financed by the World Bank.
- Study to prepare a master plan for electric energy in rural areas in
Timor Leste, done in cooperation with NORPLAN and financed by the World Bank.
- Study to re-establish an electricity network in rural areas in Timor Leste,
done in cooperation with NORPLAN and financed by the World Bank.
- Public opinion survey on politics in Timor Leste, done in cooperation with
IRI and financed by USAID.
- Public opinion survey on the work of the Timor Leste National Police,
financed by UNICEF.
- Study to review the effectiveness of a UNICEF project in Timor Leste,
financed by UNICEF
- Study to develop Tetun orthography.
- Development of a Tetun-English English-Tetun mini-dictionary.
- Development of books to teach Tetun at university.
- Feasibility study on setting up polytechnics in Los Palos and Suai, done in
cooperation with Victoria University in Australia and financed by AUSAID.
- National survey on HIV/AIDS amongst youth aged 15-24 years in Timor Leste,
financed by UNICEF.
- Pre-feasibility study on piping natural gas from the Timor Sea to Timor
Leste, done in cooperation with SERN and financed by SERN.
- Public opinion survey on USAID’s presence in Timor Leste. Funded by USAID.

Staff Development
From its inception DIT has placed great importance on professional staff development, seeking and creating opportunities for staff to broaden their experiences and study overseas. With support from the Shell Foundation and the Ross Trust nine staff undertook vocational teacher education training at Box Hill Institute and Victoria University in Melbourne during 2003. Canberra Institute of Technology in Canberra created programs for three staff in the areas of Tourism, Automotive and Metal Fabrication during 2004 and in 2005.

Three staff left Dili in 2004 to undertake their Masters of Engineering in Malaysia supported by the University of KUITHO. In July 2005 Victoria University in partnership with Lembaga Administrasi Negara Republic of Indonesia (Institute of Public Administration), Brawijaya Universitas Polytechnic, Malang Indonesia and DIT commenced delivery of the Certificate IV in Assessment and Workplace Training in Dili giving successful participants an international qualification in vocational training delivery.

In 2008, 4 staff left to Indonesia to undertake master programs in computer science, civil engineering and management at Gadjah Mada University (UGM) and Satya Wacana Christian University (UKSW), Salatiga, Indonesia respectively.

In 2009, DIT plans to send another 8 staff to pursue master programs in the area of computer science, mechanical engineering, finance and agribusiness at UGM and UKSW, Indonesia. By the end of 2009, all full-time academic staff will join Certificate IV in Training and Assessment which offered by DIT and Victoria University, Australia. DIT is also targeting that all full-time staff will have at least master degrees from accredited and well-known universities abroad by the end of 2014. In September 2009, two engineering staff will be sent to the University of Western Australia to learn curriculum and syllabus design and assessment method in engineering.

Facilities
The Institute has almost 4 hectares of land in Aimutin very close to the campus in Bairro Pite. Within this land, DIT has built facilities such as main office, 12 classrooms, a big conference room, 2 meeting rooms, library room, a computer lab with 25 dual core LCD screen PCs , a language lab, auto-mechanic workshop, soil mechanic lab, sport facilities such as soccer field.

The Institute has rehabilitated three buildings in Bairro Pite and facilities now include a language lab, a computer lab with 40 PIV and dual core LCD screen PCs, a seminar room, a meeting room, two general purpose classrooms and offices for administration and staff and mini hotel equipped by bar and restaurant for tourism and hospitality training.


Regional campuses
In keeping with its view that development of services should not be Dili centred, DIT has two regional campuses, one in Oecusse and the other in Baucau. DIT currently has almost 80 students enrolled in Management Courses in Oecusse. In partnership with Rotary and the Box Hill Institute of TAFE, DIT will offer practical, vocational courses at the Baucau campus. The Baucau District has a high concentration of Falintil veterans and the work in Baucau is part if DIT’s commitment to the Association of the Veterans of the Resistance.

Library
DIT has a dedicated library facility run by professionally qualified staff. It has one room containing the collection with an adjoining reading room, a photocopying room, staff workroom and 6 PCs for library users. It opened with shelving, furniture and books donated from Australian libraries and businesses and some books in Indonesian purchased with a grant from the Asia Foundation. It is operating as a non-lending library to maximise access to the books while the collection is small.
The collection consists of approximately 4000 volumes of books and journals mainly written in English and Indonesian, with some in Tetum and Portuguese. The material is being catalogued onto a database using WINISIS, a software package developed by UNESCO, and using classification and cataloguing resources donated by Australian libraries. It also has small specialist journal collections donated on an ongoing basis by Engineers Australia (N.T.) and the Institute of Public Administration Australia.

Centre for Language Studies
Timor Leste has two official languages (Tetun and Portuguese) and two working languages (Indonesian and English). Tetun and Portuguese have been introduced into primary schools as the languages of instruction and there is the expectation that by 2010 tertiary institutions will be delivering in Portuguese. While Tetun is widely spoken there are few written materials developed and current students use Indonesian for almost all written work with very few having even basic Portuguese. In response to this situation and the increasing demands for language skills training DIT has established a language unit. The unit is currently teaching Tetun writing skills, English and Portuguese and would like to develop a program for translators and interpreters utilising new language laboratory equipment.



International Partnerships and Networks
DIT is forging networks and partnerships throughout the country and overseas to collaborate on joint ventures that enhance education and training opportunities and develop the capacity of the Institute. Currently active cooperation is as follows:
1. Victoria University, Australia
2. The University of Western Australia
3. University of Tunn Hussein Onn, Malaysia (UTHM).
4. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN), Yogyakarta, Indonesia
5. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, East Java, Indonesia June 2009 10
6. Universitas Udayana, Bali, Indonesia
7. Universitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia
8. Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Indonesia
9. Canberra Institute of Technology (CIT)
10. Politeknik Brawijaya, Malang, Indonesia
11. Lembaga Administrasi Negara (LAN), Indonesia
12. Instituto de Camões, Portugal
13. The Rotary Club of Melbourne, Australia
14. Australian Volunteers International (AVI)
15. Xanana Vocational Education Trust, Melbourne, Australia
16. Volunteer Service Abroad (VSA), New Zealand
17. Democracy International (DI), USA,
18. International Republican Institute (IRI), USA.
19. Korean Internet Volunteers (KIV), South Korea



Contact ;

Estanislau S. Saldanha

Rector,

Rua Martires da Patria, Bairro Pite
PO Box 293 Dili, East Timor
Telp: (+670) 7277999
Email: estanislausaldanha@yahoo.com

18 September, 2009

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

PENGERTIAN
Lapis tambahan yang dibuat dari bahan khusus terpilih yang diletakkan di atas tanah untuk mendukung beban roda yang berulang tanpa adanya deformasi yang berarti (tanah saja biasanya tidak cukup kuat)

PENGELOMPOKAN
1. Perkerasan Lentur
umum terdiri dari lapis-lapis :
USA :
-. surface coarse:
-. wearing coarse
-. binder coarse
-. base coarse
-. sub base coarse
-. subgrade

UK :
-. surface coarse:
-. wearing coarse
-. binder coarse
-. road coarse
-. sub base coarse
-. subgrade

2. Perkerasan Kaku
terdiri : -. concrette slab
-. sub base course
-. subgrade

3. Perkerasan Conblok
terdiri : -. block beton
-. laying coarse (sand)
-. base coarse
-. sub base coarse
-. subgrade

TINGKAT KEANDALAN
Tergantung komponen penyusun strukturnya
Statistik : -. nilai rata-rata = x
-. standar deviasi = s
-. coefficient of variation = c

c = (s/x) . 100 %

Kontribusi terhadap keandalan struktur : -. seragam
-. tidak sama

FUNGSI LAPIS PERKERASAN:

1. Lapis Permukaan

Struktural :
-. mendukung beban dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima
perkerasan baik gaya vertikal, maupun horizontal/geser
-. persyaratan : - kuat (mampu memikul beban
- kaku (lendutan kecil)
- stabil
Non-struktural :
-. Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke lapis perkerasan di bawahnya
-. menyediakan permukaan yang rata --- nyaman
pengukur : roughometer, profilometer
-. membentuk permukaan tidak licin, shg ada gaya gesek yang cukup
(skid resistance)
pengukur : pendulum tester
-. sebagai lapis aus

2. Lapis Pondasi
-. sebagai lapis pendukung bagi lapis permukaan
-. pemikul beban horizontal dan vertikal
-. lapis peresapan bagi lapis pondasi bawah

3. Lapis Pondasi Bawah
-. penyebar beban roda
-. sebagai lapis peresapan
-. lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi

4. Tanah dasar
dapat berupa :
-. tanah semula
-. tanah timbunan atau galian
dipadatkan; permukaan dasar perletakan perkerasan


KERUSAKAN PERKERASAN

Akibat beban lalulintas ---> perkerasan semakin menurun penampilan dan kualitasnya ---> secara bertahap mengalami peningkatan kerusakan/cacat

1. Bentuk dasar
-. fracture : cracking, spalling
-. distortion : permanen deformation, faulting
-. disintegration : stripping, ravelling

2. Jenis kerusakan yang sering
-. Retak (retak halus, retak kulit buaya, retak pinggir,
retak sambungan jalan, retak sambungan pelebaran, retak refleksi,
retak susut, retak selip)
-. Perubahan bentuk (alur, keriting, amblas, sungkur/ shoving, jembul/upheaval)
-. Cacat permukaan (lubang, pelepasan butir, pengelupas-an lapis permukaan)
-. Pengausan
-. Kegemukan --- PRD kecil
-. Penurunan pada bekas penanaman utilitas
3. Kerusakan pada unpaved road
-. keriting / corrugation
-. alur / rutting
-. lobang / pothole
-. cacat kemiringan melintang/defective camber/ crossfall
-. pelepasan butir pada lapis permukaan

4. Kerusakan pada pave road
1. Cacat permukaan / surface failure
-. cracking (tanpa rutting)
-. stripping / fretting
-. fatting-up of bitumen
2. Kerusakan struktural / Structural failure
-. rutting
-. cracking and rutting
-. pothole

5. Penyebab Kerusakan
1. Beban akibat kendaraan yang lewat
2. Faktor regional
3. Tanah dan tanah dasar :
-. ukuran daya dukung dan faktor yg mempengaruhi
-. keseragaman daya dukung
-. stabilitas tanah dasar
4. Bahan jalan/perkerasan :
sifat bahan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan


EVALUASI PERKERASAN

1. Amerika Serikat
Unsur yang ditinjau :
-. deformasi
-. cracking
-. deformation & cracking
Tolok ukur untuk menyatakan tingkatan deformasi dan retak-retak, misal :
-. PSI : present serviceability index
-. PSR : present serviceability rating (rideability)
Ukuran yang digunakan AASHTO :
1.Perkerasan Lentur
PSI = 5,03 - 1,92 Log (1 + SV.106) - 1,38 (RD)2 - 0,01 *(C+P)
dengan :
SV: slope variance (longitudinal direction)
RD: rut depth diukur dengan straight edge 1,22 m
C : cracking ( % )
P : patching ( % )

2. Perkerasan kaku
PSI = 5,41 - 1,8 Log (1 + SV.106) - 0,09 *(C+P)
dengan :
C : tranverse dan longitudinal cracking per 93 m2

2. Inggris
Unsur yang ditinjau :
-. perkerasan lentur : deformation dan cracking, pada bagian
perkerasan yang dilewati roda kendaraan
-. perkerasan kaku : transverse cracking
Kriteria yang digunakan :
-. deformasi mencapai 2,5 cm dan/atau cracking * 50% luas wheel path
-. rut depth 1,6 cm yg diukur dengan stright edge 1,9 m


3. Belgia
Unsur yang ditinjau :
1) rut depth, membandingkan rut depth/ rut width = 0,01
2) major cracking ( * 27,5 % )
3) longitudinal slope variance


FAKTOR PERENCANAAN PERKERASAN

Dalam perencanaan perkerasan, perlu dipertimbangkan :

1. Kinerja/performance perkerasan
berkaitan dengan lalu lintas selama perkerasan berfungsi
2) Umur dari Kinerja
berkaitan dengan umur rencana (waktu dalam tahun yang dihitung sejak
mulai dibukanya jalan/perkerasan tsb sampai saat diperlukan perbaikan
berat atau dianggap sebagi lapis permukaan baru)
3) Kondisi awal dan akhir perkerasan
berkaitan dengan kondisi perkerasan (cacat/kerusakan) pada awal UR
dan tingkat kerusakan akhir UR yang masih dapat diterima


METODE PENENTUAN TEBAL PERKERASAN

1. American Association of State Highway Officials (AASHO)
2. Bina Marga ----- ANALISA KOMPONEN / 87
3. National Association of Australian State Road Authorities (NAASRA)
4. The Asphalt Institute
5. Shell International Petroleum SPDM – SHELL
Pavement Design Methods (BANDS & BISAR)
6. Road Note (29 dan 31), UK
7. Brown & Brunton – ANALITYCAL METHOD
8. CBR,
9. Elastic - Semi Elastic, --- multilayer system,
10. d.l.l


PERENCANAAN PERKERASAN

PERSYARATAN DASAR
1. menyediakan permukaan jalan yang selalu rata dan kuat
2. menjamin keamanan yang tinggi selama umur rencana
3. memerlukan biaya pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca.

Kemampuan memenuhi persyaratan tergantung :
1. kebutuhan dan tuntutan lalulintas
2. keadaan tanah dan iklim daerah
3. kemampuan pendanaan

BEBAN PERKERASAN
Terdiri :
1. Beban Lalulintas, baik yg sifatnya statis maupun dinamis
-. beban vertikal : beban roda
-. beban horizontal : gaya traksi, gaya rem
-. gaya isap

2. Faktor Regional
Faktor setempat yang ikut membantu timbulnya kerusakan perkerasan
-. topografi -. curah hujan
-. muka air tanah -. jenis tanah (subgrade)
-. drainase -. kelas jalan
-. alinemen jalan -. prosentase kendaran berat
-. penetrasi pembekuan -. temperatur

Bidang Kontak
beban vertikal yang diterima perkerasan tergantung :
-. beban roda/beban gandar/berat total kendaraan
-. konfigurasi roda (single/tandem/dual tandem)
-. tekanan angin ban kendaraan
Dalam menganalisis beban dasar :
-. beban total kendaraan, dan
-. beban roda tunggal
Beban roda tandem/dua tandem dengan angka ekivalen beban roda tunggal
Beban roda tunggal dipengaruhi :
-. Tekanan angin dalam ban
-. kekakuan dinding ban


Pengaruh Tumbukan
---- dapat diabaikan, karena dianggap :
-. perkerasan telah diusahakan untuk tetap selalu rata
-. lama pembebanan relatif singkat
untuk v = 15 - 100 km/j, lama pembebanan 0,1-0,01 dt


TEGANGAN YANG TERJADI

1. Teori Boussinesq
anggapan : perkerasan dan tanah dasar adalah homogen, elastis dan isotropis

2. Teori Burmister / teori dua lapis
Anggapan :
-. perkerasan terdiri dua lapis : -. lapis perkerasan
-. tanah dasar
-. lapis atas dan lapis bawah bersifat homogen, elastis dan isotropis
--- besar kekakuan lapis atas terhadap kekakuan lapis bawah, perbandingannya
memberikan pengaruh yang menentukan
Formula :
D = 1,5 ((p.a.F2)/E2)
dengan :
D = lendutan
p = beban terbagi rata (Pa)
a = jari-jari lingkaran (cm)
F2 = koefisien lendutan, tergantung E1/E2
E2 = modulus elastisitas tanah (Pa)

3. Teori Westergaard
---- analisis teoritis ttg slab diletakkan di atas tanah yang
dibebani roda kendaraan ---- tegangan terjadi dianalisis
Anggapan :
-. slab bersifat homogen, isotropik, dan elastik
-. subgrade bersifat elastik (pada arah vertikal)
-. akibat beban, reaksi subgrade arahnya vertikal dan besarnya
proporsional thd defleksi elastik slab
-. beban terbagi rata, dengan bidang kontak berbentuk lingkaran


KLASIFIKASI
1. Perkerasan Jalan
Klasifikasi perkerasan mengikuti klasifikasi jalan
-. kekuatan perkerasan didasarkan beban gandar maks.

Kelas Beban gandar (tonf)
I 7,00
II 5,00
III 3,50
III.a 2,75
IV 2,00
V 1,50

-. kekuatan yang mendasarkan pada beban gandar standar
(Standar axle load/SAL), ditetapkan :
SAL = 18.000 lbs = 8,16 tonf
---- SAL dengan bantuan angka ekivalen, jumlah kendaraan dianalisis
--- tebal perkerasan

2. Perkerasan Landas Pacu
Klasifikasi perkerasan dimasukkan dalam klasifikasi panjang landasan (mencerminkan ukuran pesawat yang akan menggunakan).
Menurut ICAO :
Kelas Panjang Landasan (ft)
A * 7000
B 5000 - 7000
C 3000 - 5000
D 2500 - 3000
E 2000 - 2500


PERANCANGAN PERKERASAN

Dalam merencanakan tabal perkerasan, faktor-faktor yang dipertimbangkan :
-. kondisi subgrade, -. lalu lintas,
-. lajur rencana (design lane), -. kondisi lingkungan,
-. bahan jalan, dan -. pertimbangan ekonomi.

1. Kondisi Subgrade
penting : kepadatan
Umumnya subgrade berasal dari tanah expansive, sifat tanah diketahui dari Plasticity Index dan Shrinkage limit
degree of expansion PI swell (%)
non expansive 0 - 10 < 2 moderately expansive 10 -20 2 - 4 highly expansive > 20 > 4

Perubahan volume tanah terjadi tergantung :
1. Iklim --- tingkat perubahan kadar air (biasanya rendah)
2. Kondisi beban
3. Keadaan pada saat pemadatan subgrade --- menunjukkan hubungan antara
kadar air dan berat volume kering

Agar subgrade berfungsi baik :
1. bahan subgrade yang baik, kembang-susut relatif kecil
2. pemadatan dilakukan pada kadar air yang tepat --- subgrade seragam
daya dukungnya dan stabil
3. alinemen vertikal yang sesuai
4. saluran drainase yang berfungsi dengan baik

2. Lalu Lintas
Lalulintas sebagai beban dalam menentukan tebal perkerasan, perlu ditetapkan sebaik-baiknya.

Keadaan yang ada akan menunjukkan :
-. berbagai jenis kendaraan (misal: sedan, bus, truk, andong) akan
memberikan variasi dalam beban
-. jumlah lintasan tiap beban gandar tidak sama, tiap lintasan
menimbulkan kerusakan pada perkerasan; jumlah lintasan kumulatif
menimbulkan kerusakan kumulatif

Analisis lalulintas: beban gandar standar dengan bantuan angka ekivalen.

Beban gandar standar (SAL) :
beban gandar tunggal sebesar 18000 lbs atau 8,16 tonf

Angka Ekivalen (E):
angka yang menyatakan jumlah lintasan sumbu tunggal 8,16 tonf yang menyebabkan derajat kerusakan yang sama bila beban sumbu tersebut lewat satu kali ----> dinyatakan dalam lintasan SAL

Data yang diperlukan untuk analisis:
-. beban gandar tiap jenis kendaraan
-. jumlah lintasan beban gandar atau lintasan kendaraan
selama UR ---- dimasukkan faktor pertumbuhan lalulintas
-. angka ekivalen terhadap SAL

Data diperoleh dari :
-.survai lalulintas
-.survai beban gandar
-.survai volume lalulintas
-.survai sosial ekonomi --- pertumbuhan lalulintas:
1. pertumbuhan ll m.p =
pertumbuhan pemilikan kendaraan penumpang * pertumbuhan produksi perkapita
2. pertumbuhan ll bus = pertumbuhan kendaraan (bus) * pertumbuhan populasi
3. pertumbuhan ll truk = pertumbuhan kendaraan (truk) * PDRB

3. Lajur Rencana (design lane)
Salah satu lajur lalulintas dari suatu ruas jalan yang menampung volume lalulintas terbesar

Di daerah carriageway, diambil perkerasan selebar x = (a-b),
Ne = Pj.fj (a-b) . Ej
dengan :
Ne= jumlah ekivalen beban yang terjadi selama UR pada selajur x = (a-b)
Pj= jumlah lintasan gandar ke j selama UR
fj(a-b) = faktor distribusi melintang untuk handar ke j,
nilai ini merupakan frekuensi pembebanan pada selajur perkerasan x = (a-b)
Ej = angka ekivalen (faktor kerusakan) yang ditimbulkan oleh gandar ke j

Di AS :
-. kerusakan terberat pada x = 2 - 2,5 ft dari tepi perkerasan
-. penyebaran lalulintas arah datar berdistribusi normal dengan
standar deviasi < 1 ft ---- fjx = 1 -. didasarkan pada single axle load 18 kipf atau 32-33 kipf sual tandem axle Persamaan menjadi : Ne = Pj.Ej Lajur rencana adalah lajur yang mengalami kerusakan kumulatif yang terbesar, yaitu lajur kiri. 4. Kondisi Lingkungan Faktor kondisi lingkungan yang mempengaruhi : -. topografi -. curah hujan -. temperatur -. muka air tanah -. jenis tanah subgrade -. kondisi drainase -. alinemen jalan Dikelompokkan menjadi : -. efek lingkungan terhadap sifat teknis bahan susun perkerasan -. efek lingkungan terhadap ketahanan (durability) bahan perkerasan -. efek lingkungan terhadap kondisi perkerasan (serviceability of pavement) 5. Bahan Jalan Bahan jalan meliputi : 1. agregat : -. ukuran : pasir, kerikil, batu pecah -. jenis batuan : beku, seimen, metamor -. gradasi batuan : rapat, terbuka, timpang -. bentuk butiran : pipih, batang, kubis -. kualitas, dll. 2. bahan ikat : -. aspal dan berbagai jenisnya -. PC :portland cement -. tanah liat, dll. 6. Pertimbangan Ekonomi Pertimbangan ekonomi yang terkait : -. harga satuan perkerasan, rendah tapi masih dapat berfungsi sesuai rencana -. biaya pemeliharaan perkerasan relatif kecil Tujuan : -.. menurunkan tingkat kerusakan yang terjadi --- >> UR
-. menekan biaya operasi kendaraan
-. meningkatkan adanya keamanan kendaraan
Pekerjaan pemeliharaan :
1) pemeliharaan rutin, tanpa memperhatikan keadaan
lalu lintas dan keadaan jalan
2) pemeliharaan periodik, dikerjakan periodik sepanjang tahun
dengan memperhatikan lalulintas, topografi dan iklimnya
-. menekan biaya operasi kendaraan (BOK) sekecil mungkin