Translate

21 Agustus, 2009

MERANCANG PONDASI

MERANCANG PONDASI

Pondasi adalah bagian bangunan yang tidak terlihat namun keberadaannya sangat penting sebagai penopang utama bangunan. Setelah mengetahui berbagai pondasi, untuk dapat tepat menggunakannya diperlukan tinjauan berbagai disiplin ilmu terkait seperti struktur dan kekuatan tanah (geoteknik). Pada perencanaan bangunan bertingkat rendah, perencana dapat memperkirakan atau mengajukan jenis pondasi dan kaitannya terhadap aspek lain. Pembahasan pondasi ini lebih ditekankan pada pemilihan jenis pondasi secara umum pada struktur tertentu berdasarkan latar belakang bangunan dan bagaimana menyajikannya ke dalam gambar rencana bangunan.

1.1 Menentukan Jenis Pondasi
Untuk dapat menentukan jenis pondasi yang tepat bagi sebuah bangunan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu berat sendiri struktur dan konstruksi bangunan, ketinggian bangunan, beban fungsi dari aktifitas yang diwadahi di dalam bangunan serta keadaan tanah di mana bangunan didirikan. Faktor-faktor tersebut dapat digunakan untuk memprakirakan jenis pondasi yang akan dipakai pada bangunan.

1.1.1 Menggunakan Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari ketinggian satu lantai atau berkisar dari nol centimeter hingga 2 / 3 meter. Pondasi dangkal dapat digunakan pada bangunan yang mempunyai kondisi tanah bagus (dengan daya dukung yang tinggi atau lapisan tanah keras yang dangkal), dan dengan beban atau ketinggian bangunan yang tidak terlalu besar.
Pada sebagian besar bangunan bertingkat rendah hingga berlantai empat, pada kondisi tanah yang bagus masih dapat menggunakan beberapa jenis pondasi dangkal tanpa harus dengan pondasi dalam. Namun sebaliknya sekalipun bangunan tidak bertingkat, pada kondisi tanah lembek, harus menggunakan pondasi dalam. Pondasi dangkal ini dapat berupa pondasi titik, pondasi menerus atau pondasi bidang. Wujud pondasi yang sering dipakai adalah pondai umpak, pondasi foot-plate, pondasi menerus batu kali, atau pondasi bidang pelat beton bertulang.

Penentuan desain pondasi tergantung pada:
 Kondisi tanah
 Berat bangunan
 Tinggi bangunan
 Bahan bangunan

Pondasi bidang beton bertulang ini hanya dipakai pada kondisi tanah yang jelek dengan beban bangunan yang besar. Pondasi dangkal yang paling dangkal dan paling sederhana adalah umpak yang sering dipakai pada pondasi tiang-tiang atau kolom-kolom bangunan yang tidak permanen atau bangunan yang menggunakan bahan struktur ringan seperti kayu atau metal. Umpak ini mempunyai bentuk umumnya pondasi ideal yang melebar ke bawah dengan maksud memperlebar tumpuan dengan bidang tanah. Demikian juga pada foot-plate, pondasi menerus batu kali dan sebagainya, sehingga pada rencana pondasi, bentukan ini juga harus dapat dilihat baik pada rencana ataupun detailnya.
Aplikasi rencana pondasi dangkal ini pada gambar kerja arsitektur adalah pengaturan layout jenis pondasi pada titik-titik kolom atau garis-garis dinding. Ukuran dan detail pondasi harus didapatkan secara eksak melalui perhitungan struktur yang biasanya dilakukan oleh ahli struktur atau konstruktor sebagai bagian dari atau diminta oleh perencana.
Pondasi dangkal menerus disamping berfungsi menopang dinding berat atau dinding pemikul juga berfungsi menahan tanah atau urug tanah untuk membedakan ketinggian
lantai. Dengan demikian walaupun pada lantai satu tidak terdapat dinding berat namun masih menggunakan pondasi menerus yang berfungsi sebagai pembatas tanah atau turap untuk membedakan ketinggian lantai.

1.1.2 Menggunakan Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang mencapai kedalaman tertentu yang disebabkan oleh beban atau ketinggian bangunan yang cukup besar atau pada kondisi tanah yang kurang bagus. Sebuah bangunan tinggi yang mempunyai ketinggian dan jumlah lantai tertentu harus diimbangi dengan kedalaman pondasi yang memadai agar bangunan tidak runtuh. Pada bangunan berat atau dengan fungsi berat seperti gudang atau bengkel juga menggunakan pondasi dalam untuk meyakinkan bangunan berada pda lapisan tanah keras yang stabil pada kedalaman tertentu.
Aplikasi rencana pondasi dalam ini biasanya dipasang pada kolom-kolom utama dan dapat diperlebar pada pelat-pelat pondasi untuk memperkuat daya dukung terhadap bangunan karena kondisi tanah yang jelek atau beban bangunan yang terlalu besar. Pada gambar rencana pondasi atau potongan bangunan, kedalaman bangunan tidak ditentukan dengan pasti, karena kedalaman pondasi dalam ini menyesuaikan kondisi
tempat pondasi sehingga tidak dapat diseragamkan.

Beban yang dipikul jenis pondasi:
 Pondasi titik _ beban struktur melalui kolom
 Pondasi menerus _ beban struktur melalui dinding atau untuk menopang dinding berat
 Pondasi gabungan _ pada penggunaan kolom dan dinding bersama

1.2 Menentukan Titik dan Garis Pondasi
Untuk dapat meletakkan titik-titik dan garis pondasi harus diperhatikan penggunaan jenis pondasi pada elemen struktur yang tepat. Kapan menggunakan pondasi titik dan menerus harus dilihat dari jenis struktur yang dipikulnya.

1.2.1 Menggunakan Pondasi Titik
Pondasi titik identik dengan pondasi setempat yang digunakan untuk menopang beban yang bersifat setempat. Beban setempat ini berasal dari kolom bangunan yang meneruskan bebanbeban bangunan ke bawah secara linear menuju ke satu tempat atau satu titik di dalam tanah. Dengan demikian setiap kolom, hanya perlu menggunakan jenis pondasi titik ini baik pondasi dangkal ataupun pondasi dalam.Wujud pondasi titik ini dapat berupa umpak, foot-plate atau tiang pancang pada pondasi dalam, yang kesemuanya berhubungan langsung dengan kolom utama. Posisi tumpuan dapat diperlebar dengan pelat kaki atau disebut dengan foot plate, jika digunakan pondasi dalam dalam jumlah yang banyak dalam satu kolom.

1.2.2 Menggunakan Pondasi Menerus
Pondasi menerus adalah pondasi yang paling sesuai memikul beban menerus pula. Beban menerus ini pada bngunan identik dengan beban yang disalurkan ke dalam tanah oleh dinding yang berfungsi struktural atau dinding pemikul (bearing wall) dan dinding geser (shear wall). Dinding non struktural yang mempunyai berat konstruksi yang tinggi seperti dinding batu bata pada lantai dasar juga memerlukan pondasi agar dinding tidak melesak ke dalam tanah.
Wujud pondasi menerus ini pada bangunan adalah pondasi batu kali atau batu bata dan juga pondasi beton bertulang dari bentuk foot-plate yang dipanjangkan.

1.2.3 Menggunakan Pondasi Gabungan
Pada sebuah bangunan, penggunaan jenis-jenis pondasi secara bersamaan lebih sering dilakukan untuk mendapatkan tumpuan bangunan yang optimal pada tanah. Karena struktur bangunan seringkali terdiri dari kolom dan dinding secara bersamaan baik dinding struktural atau dinding berat seperti dinding batu bata, maka penggunaan pondasi titik untuk kolom dan pondasi menerus untuk dinding dapat digunakan secara
bersama. Aplikasi pemakaian pondasi gabungan pada gambar kerja ini harus jelas diperlihatkan pada rencana pondasi dan potongan bangunan dengan notasi dan ukuran yang jelas.

1.3 Menentukan Jenis Pondasi Khusus
Pada kondisi khusus seperti pada bangunan yang mempunyai beban sangat besar, pada kondisi tanah yang sangat jelek diperlukan pondasi yang khusus pula. Demikian
juga pada kondisi untuk fungsi khusus seperti ruang-ruang mesin, maka diperlukan jenis pondasi tertentu yang mampu meredam getaran mesin, sehingga menghilangkan atau mengurangi pengaruhnya pada struktur bangunan. Pondasi khusus juga terkadang digunakan sebagai bagian dalam satu bangunan justeru untuk mengurangi konstruksi yang tidak perlu. Konstruksi pondasi di tanah keras yang hanya menopang dinding bata atau dinding partisi ringan tidaka harus menggunakan pondasi batu kali yang besar.
Penggunaan rolaag atau sloof saja dengan ukuran tertentu dapat dipakai untuk menghindari pemakaian bahan pondasi yang terlalu besar.
Pada kondisi tertentu penggunaan sloof yang dimaksudkan untuk membantu pondasi atau bahkan menggantikan peran pondasi juga dapat dilakukan. Keputusankeputusan
ini memang harus dikonsultasikan dengan ahli pondasi atau ahli tanah agar didapatkan keputusan desain yang tepat.

1.4 Menentukan Konstruksi Pondasi
Konstruksi pondasi tergantung dari jenis, ukuran dan kondisi tanah dan lingkungan setempat di mana bangunan didirikan. Pada daerah di mana batu kali dan pasir mudah
didapatkan, penggunaan pondasi baik titik atau menurus dan dangkal atau dalam sering menggunakan beton atau beton bertulang. Sementara daerah yang banyak terdapat kayu semua jenis pondasi dapat menggunakan balok-balok kayu sebagai konstruksi pondasi.
Bagian penting yang juga harus diperhatikan pada desain pondasi adalah pada konstruksi penghubung antara pondasi dan elemen struktur dan tanah di sekitarnya.

Penggunaan Pondasi Khusus:
_ Pada bangunan dengan beban ekstra
_ Pada bangunan dengan kondisi tanah yang sangat jelek
_ Pada bagian bangunan dengan beban yang lebih ringan
_ Pada bagian bangunan dengan fungsi beban ekstra

Fungsi dimensi pada bagian pondasi:
_ Lebar pondasi _ menopang berat total bangunan
_ Kedalaman pondasi _ mencapai tanah keras
_ Proporsi kedalaman pondasi _ mendirikan bangunan
_ Bahan pondasi _ sesuai ketersediaan di lingkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar